Pembelajaran dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada kurikulum
Sekolah Dasar
A.
Pengertian
dan Langkah-langkah Pembelajaran menggunakan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
PMRI atau RME adalah
teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah
dialami siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi,
berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai kebalikan
dari (teacher telling) dan pada
akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara
individu maupun kelompok dalam kehidupan mereka sehari- hari.
Sementara
menurut Streefland (1991) prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan
pada pengajaran realistik adalah:
a.
Constructing and Concretizing
Pada prinsip ini
dikatakan bahwa belajar matematika adalah aktivitas konstruksi.
b.
Levels and Models
Belajar konsep
matematika atau keterampilan adalah proses yang merentang panjang dan bergerak
pada level abstraksi yang bervariasi.
c.
Reflection and Special Assignment
Belajar matematika dan
kenaikan level khusus dari proses belajar ditingkatkan melalui refleksi.
d.
Social context and interaction
Belajar bukan hanya
merupakan aktivitas individu, tetapi sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dan
langsung berhubungan dengan konteks sosiokultural.
e.
Structuring and interwining
Belajar matematika
tidak hanya terdiri dari penyerapan kumpulan pengetahuan dan unsur-unsur
keterampilan yang tidak berhubungan, tetapi merupakan kesatuan yang
terstruktur.
Pada
dasarnya prinsip atau ide yang mendasari Pendidikan
Matematik Realistik Indonesia (PMRI) adalah situasi ketika siswa
diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide-ide matematika. Berdasarkan
situasi realistik, siswa didorong untuk me,ngonstruksi sendiri masalah
realistik, karena masalah yang dikonstruksi oleh siswa akan menarik siswa lain
untuk memecahkannya. Proses yang berhubungan dalam berpikir dan pemecahan
masalah ini dapat meningkatkan hasil mereka dalam masalah.
LANGKAH- LANGKAH
Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
Guru
memberikan masalah (soal) kontekstual dan siswa diminta untuk memahami masalah
tersebut. Guru menjelaskan soal atau masalah dengan memberikan petunjuk/saran
seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang dipahami siswa.
Langkah
2: Menyelesaikan masalah kontekstual
Siswa
secara individual disuruh menyelesaikan masalah kontekstual pada Buku Siswa
atau LKS dengan caranya sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah yang
berbeda lebih diutamakan. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengarahkan
siswa memperoleh penyelesaian soal.. Guru diharapkan tidak memberi tahu
penyelesaian soal atau masalah tersebut, sebelum siswa memperoleh
penyelesaiannya sendirikarakteristik ke-2, menggunakan model.
Langkah 3:
Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Siswa
diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawahan mereka daIam kelompok
kecil. Setelah itu, hasil dari diskusi itu dibandingkan pada diskusi kelas yang
dipimpin oleh guru.
Langkah 4: Menarik
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil diskusi kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan, guru mengarahkan siswa
untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi, teorema, prinsip atau
prosedur matematika yang terkait dengan masalah kontekstual yang baru
diselesaikan. Karakteristik PMRI yang muncul pada langkah ini adalah
menggunakan interaksi antara guru dan siswa.
B.
Kesulitan
dan kemudahan Implementasi Model pembelajaran menggunakan PMRI
Implementasi model pembelajaran
PMRI di kurikulum Sekolah Dasar termasuk baik dan dapat diterapkan dengan mudah
karena Pembelajaran matematika
realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa tentang kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia dan
memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu
bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa, tidak
hanya oleh mereka yang disebut pakar daIam bidang tersebut. Akan tetapi model
pembelajaran ini tidak lepas pula dari kelemahan yaitu Pencarian soal-soal
kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran
matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika
yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus bisa
diselesaikan dengan bermacam-macam cara.Tidak mudah bagi guru untuk mendorong
siswa agar bias menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau
memecahkan masalah.Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa
agar dapat melakukan penemuan kembali konsep- konsep atau prinsip- prinsip
matematika yang dipelajari.
C. Ide
Pembelajaran mengenai model pembelajaran pada kurikulum Sekolah Dasar
Model
Pembelajaran PMRI akan mudah digunakan jika menyangkut dengan materi-materi
tentang bangun-bangun datar, bangun ruang dapat dengan menggunakan barang
disekitar siswa, misalnya almari mereka dirumah yang berbentuk balok dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar